Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah alumni D1 Akuntansi Komouter di IMKI Prima. Kemudian melanjutkan ke program S1 STIT Al-Mustaqim Negara Jurusan Tarbiyah atau Pendidikan. Sejak kecil didik untuk menjadi pengajar. Mulai aktif mengajar pada sebuah lembaga pada tahun 2002 sampai sekarang.

Senin, 25 Mei 2009

Mengenal Diri

Mengenal Diri adalah kunci untuk mengenal Tuhan, sesuai sebuah ungkapan menyebutkan: " Siapa yang mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya, " dan sebagaimana dikatan oleh Al Qur'an


"Akan Kami tunjukkan ayat-ayat Kami di dunia ini dan dalam diri mereka agar kebenaran tampak bagi mereka (Q. 41 : 53)


Ketahuilah, tak ada yang lebih dekat kepadamu kecuali dirimu sendiri. Jika kamu tidak mengetahui dirimu sendirimu, bagaimana bisa mengetahui yang lain.

Sesungguhnya pengetahuan yang benar tentang diri meliputi beberapa hal berikut:
Siapa aku dan dari mana aku datang ? Kemana aku akan pergi, apa tujuan kedatangan dan persinggahanku di dunia ini, dan dimanakah kebahagiaan sejati dapat ditemukan? Ketahuilah, ada tiga sifat yang bersemayam dalam dirimu: hewan, setan dan malaikat. Harus kau temukan, mana di antara ketiganya yang aksidental dan mana yang esensial. Tanpa menyingkap rahasia itu, kau tak akan temukan kebahagiaan sejati.

Pekerjaan hewan hanyalah makan, tidur dan berkelahi. Setan selalu sibuk mengobarkan kejahatan, tipu daya dan dusta. Sementara malaikat selalu merenungkan keindahan Tuhan dan sepenuhnya bebas dari sifat hewani.

Langkah pertama untuk mengenal diri adalah menyadari bahwa dirimu terdiri atas bentuk luar yang disebut jasad dan wujud dalam yang disebut hati atau ruh. Hati yang dimaksudkan bukanlah segumpal daging yang terletak di dada kiri, melainkan tuan yang mengendalikan semua fakultas lainnya dalam diri serta mempergunakannya sebagai alat dan pelayanannya.

Untuk memahami lebih jauh perjuangan batin untuk benar-benar mengenal diri dan Tuhan, kita dapat melihat jasad kita sebagai sebuah kerajaan; jiwa sebagai rajanya dan indra sebagai beserta fakultas lain sebagai tentaranya. Akal bisa disebut sebagai perdana menterinya, syahwat sebagai pemungut pajak dan amarah sebagai polisi.

Untuk lebih jelasnya silahkan baca sumber tulisannya ini, yaitu:
Bahagia Senantiasa (Kimia Ruhani untuk kebagaiaan Abadi), Imam Al-Ghazali, diterjemahkan dari The Alchemy of Happiness, penerjemah : Dedi S. R. dan Fauzi B., Jakarta: Serambi Ilmu.

Atau baca pada buku-buku karya Imam Al-Ghozali yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar