Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah alumni D1 Akuntansi Komouter di IMKI Prima. Kemudian melanjutkan ke program S1 STIT Al-Mustaqim Negara Jurusan Tarbiyah atau Pendidikan. Sejak kecil didik untuk menjadi pengajar. Mulai aktif mengajar pada sebuah lembaga pada tahun 2002 sampai sekarang.

Sabtu, 06 Juni 2009

KURIKULUM

Setiap orang mungkin pernah mendengar kata "kurikulum". Apalagi bagi seorang pendidik kata "kurikulum" tidak asing bagi mereka. Hanya saja berbagai persoalan muncul mengenai kurikulum yang ada. Banyak pula pendidik tang kurang mengerti apa dan bagaimana sebenarnya kurikulum itu?.

Kurikulum biasa dipakai dalam bidang-bidang pendidikan untuk memenuhi target-target yang direncanakan. Kurikulum sering digunakan di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.

Lazimnya kurikulum dipandang sebagai rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Kurikulum dapat dibagi menjadi kurikulum formal, non formal dan hidden kurikulum.

Untung mengembangkan kurikulum kita perlu menggunakan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Salah satu prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dikemukakan oleh Ralp Tayler (1949), yaitu ditentukan oleh empat faktor antara lain:
  • Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru
  • Harapan dan kebutuhan masyarakat
  • Hakikat anak didik antara lain perkembangan fisik, mental psikologis, emosional, sosial serta cara anak didik belajar
  • Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu
Jika keempat komponen tersebut sudah terpenuhi atau kita dapatkan maka akan lebih mudah dan terarahlah pengembangan kita terhadap suatu kurikulum. Begitupula sebaliknya jika salah satu saja ada yang belum lengkap, belum dianalisis, belum dipahami maka pengembangan kurikulum akan sulit dilakukan bahkan akan menemui jalan buntu.

Sumber referensi: lihat Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 1999, hal. 5-6

Senin, 25 Mei 2009

Mengenal Diri

Mengenal Diri adalah kunci untuk mengenal Tuhan, sesuai sebuah ungkapan menyebutkan: " Siapa yang mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya, " dan sebagaimana dikatan oleh Al Qur'an


"Akan Kami tunjukkan ayat-ayat Kami di dunia ini dan dalam diri mereka agar kebenaran tampak bagi mereka (Q. 41 : 53)


Ketahuilah, tak ada yang lebih dekat kepadamu kecuali dirimu sendiri. Jika kamu tidak mengetahui dirimu sendirimu, bagaimana bisa mengetahui yang lain.

Sesungguhnya pengetahuan yang benar tentang diri meliputi beberapa hal berikut:
Siapa aku dan dari mana aku datang ? Kemana aku akan pergi, apa tujuan kedatangan dan persinggahanku di dunia ini, dan dimanakah kebahagiaan sejati dapat ditemukan? Ketahuilah, ada tiga sifat yang bersemayam dalam dirimu: hewan, setan dan malaikat. Harus kau temukan, mana di antara ketiganya yang aksidental dan mana yang esensial. Tanpa menyingkap rahasia itu, kau tak akan temukan kebahagiaan sejati.

Pekerjaan hewan hanyalah makan, tidur dan berkelahi. Setan selalu sibuk mengobarkan kejahatan, tipu daya dan dusta. Sementara malaikat selalu merenungkan keindahan Tuhan dan sepenuhnya bebas dari sifat hewani.

Langkah pertama untuk mengenal diri adalah menyadari bahwa dirimu terdiri atas bentuk luar yang disebut jasad dan wujud dalam yang disebut hati atau ruh. Hati yang dimaksudkan bukanlah segumpal daging yang terletak di dada kiri, melainkan tuan yang mengendalikan semua fakultas lainnya dalam diri serta mempergunakannya sebagai alat dan pelayanannya.

Untuk memahami lebih jauh perjuangan batin untuk benar-benar mengenal diri dan Tuhan, kita dapat melihat jasad kita sebagai sebuah kerajaan; jiwa sebagai rajanya dan indra sebagai beserta fakultas lain sebagai tentaranya. Akal bisa disebut sebagai perdana menterinya, syahwat sebagai pemungut pajak dan amarah sebagai polisi.

Untuk lebih jelasnya silahkan baca sumber tulisannya ini, yaitu:
Bahagia Senantiasa (Kimia Ruhani untuk kebagaiaan Abadi), Imam Al-Ghazali, diterjemahkan dari The Alchemy of Happiness, penerjemah : Dedi S. R. dan Fauzi B., Jakarta: Serambi Ilmu.

Atau baca pada buku-buku karya Imam Al-Ghozali yang lain

Rabu, 22 April 2009

Keutamaan Al-Qur'an

Allah SWT. memuliakan orang yang menjadi ahlul qur'an dengan membaca, menghafal dan mengamalkannya dengan berbagai keistimewaan di dunia dan akhirat. Keistimewaan-keistimewaan yang diberikan nanti adalah keistimewan yang memang khusus untuk mereka yang membaca, menghafal, memahami dan mengamalkan Al-Qur'an. Begitu banyak keistimewan yang diberikan sehingga nikmat tersebut tidak dapat dihitung banyaknya. Karena itu marilah kita mulai dari sekarang untuk memulai membaca Al-Qur'an setiap hari, setiap waktu agar kita selalu dekat dengan Allah sehingga keistimewaan-keistimewaan itu akan datang dengan sendirinya atas pertolongan Allah SWT.
Apa yang kita baca, cobalah untuk memahaminya sehingga memudahkan kita untuk menghafal dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya sendiri belum dapat mewujudkan harapan saya ini, namun saya tetap ingin dan berusaha untuk mewujudkannya. Semoga Allah selalu membimbing kita untuk dapat mengamalkan Al-Qur'an. Orang-orang yang dapat mengamalkan Al-Qur'anlah yang akan menjadi Ahluqur'an.

"Ahlul Qur'ani hum ahlullahi wa khashatuhu"

"Ahluqur'an adalah keluarga dan orang-orang khusus di sisi Allah"

Para sahabat demikian kuat hasratnya membaca dan menghafal Al-Qur'an. Mereka berusa sekuat tenaga dan pikirannya untuk menghafal ayat demi ayat dalam Al-Qur'an yang disampaikan melalui Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah SAW. memberikan tempat yang lebih tinggi kepada seorang diantara mereka dengan hafalan Al-Qur'annya.

Rasulullah SAW pernah menikahkan seorang wanita dengan salah seorang sahabat dan yang dijadikan mahar adalah hafalan Al-Qur'an sahabat tersebut. Tentu saja Al-Qur'an yang dijadikan mahar tersebut adalah hafalan yang telah difahami dan mudah diamalkan oleh yang bersangkutan atau sebagai motivasi untuk memperbaiki kehidupan seseorang.

Diriwayatkan bahwa jumlah anak tangga surga nanti tergantung pada jumlah ayat Al-Qur'an. Akan dikatakan kepada seorang Qori' di hari Kiamat nanti, "Bacalah satu ayat Al-Qur'an, lalu naikilah anak tangga". Kalau ia hafal setengah Al-Qur'an akan dikatakan kepadanya, "kalau engkau hafal lebih dari itu kami juga menambahkan pahalanya kepadamu".

Pahala juga diberikan sesuai dengan tingkat kesulitan saat membaca Al-Qur'an, manusiapun bertingkat-tingkat kemampuan dan keterampilannya dalam membaca Al-Qur'an. Seseorang akan dilihat dari bacaan Al-Qur'annya dimana dia berhenti membaca suatu ayat dan bagaimana kesulitannya. Kesulitan-kesulitan dalam membaca Al-Qur'an tentu harus tetap dipelajari agar lebih baik lagi dalam membaca dan tidak menyebabkan arti dan makna berubah.

Jika sudah kesulitannya mencapai batas seseorang maka Allah lah yang berhak memberikan pahala atas semangat mereka yang membaca dengan sungguh-sungguh.

Sebagai penutup tulisan ini camkan dan pahami lafal hadis berikut, semoga kita termasuk orang yang terbaik di sisi Allah dengan belajar dan mengajarkan Al-Qur'an

"Khairukum man ta'allamal Qur'an wa 'allamahu"

"Yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya."


Sumber Pustaka:
Haya Ar-Rosyid, Keajaiban Belajar Al-Qur'an, Solo: Al-Qowan, 2007, hal 11-17
dengan ditambahi dan dikurangi seperlunya

Rabu, 15 April 2009

manusia dan Al Qur'an

Manusia adalah makhluk sosial dan individual. Posisi manusia dibandingkan dengan makhluk yang lain adalah sangat tinggi. Hanya saja sangat disayangkan banyak manusia yang tidak benar-benar menjalani hidup sesuai aturan yang telah digariskan.

Dalam Islam aturan-aturan hidup sudah jelas yaitu terdapat pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Sebagai orang muslim sudah menjadi hak dan kewajibannya untuk selalu membaca Al-Qur'an Yang Mulia. Karena dengan membaca Al-Qur'an seseorang akan selalu dibimbing melalui kalimat-kalimat Qauliyah yang dituangkan dalam Al-Qur'an. Belum lagi jika yang membaca itu adalah orang yang mau berfikir (bertafakkur) sehingga menjadi orang yang faham dan mengamalkan isinya. Hal inilah yang diharapkan oleh Allah swt.

Dalam memahami Al-Qur'an sesorang perlu belajar segala aspek ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur'an itu sendiri. Ilmu tersebut bisa ilmu bahasa, fiqih, akidah, akhlak, sains dan lain sebagainya. Selain ilmu-ilmu tersebut, orang yang ingin memahami Al-Qur'an juga dianjurkan untuk membaca tafsir-tafsir yang sudah ada sejak dahulu. Hal ini berguna agar dalam memahami ayat-ayat atau makna kata demi kata dari Al-Qur'an tidak salah jalan. Apalagi bagi orang yang awam, yang baru belajar agama.

Dengan memahami Al-Qur'an dan mengamalkan diharapkan banyak muslim-muslim yang menjadi manusia Al-Qur'an. Sehingga dunia dipenuhi oleh muslim-muslim yang tentram (ala bizikrillah tathmainnal Qulub) dan insya Allah membawa manusia yang lain menuju ketentraman sejati.

Jumat, 20 Maret 2009

Kekuatan-kekuatan umum jiwa manusia

Berdasarkan observasi dan introspeksi, Plato mengungkapkan bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu:

Jumat, 13 Maret 2009

Tanggapanku tentang Pendidikan Indonesia

Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia. Pendidikan yang sukses adalah pendidikan yang mengajak semua elemen untuk berubah menjadi lebih baik. Baik itu cara pendangnya dalam menghadapi setiap persoalan maupun sikap dan tindakan yang ditunjukkan dalam keseharian.

Melihat itu semua, maka untuk menjadikan pendidikan di Indonesia ini mengedepankan segala kecerdasan peserta didik perlu disusun secara sederhana kurikulum yang membangun hal tersebut. Di Era Reformasi ini, Indonesia telah berbenah diri membangun semua itu tapi masih terdapat kendala-kendala di lapangan.

Contoh yang telah dibangun yaitu dengan menyusun Standar Isi Pendidikan Indonesia. Setiap sekolah dituntut untuk menunjang program tersebut namun yang paling menjadi kendala di daerah adalah kendala Standar Sarana yang menuntu sekolah mempunyai sarana yang lengkap. Tujuan yang hendak dicapai sih bagus cuma pemerintah harus berani memberikan yang lebih kepada sekolah yang mungkin dana yang diperoleh tidak mencukupi untuk operasional pendidikan.

Pendidikan yang sangat penting dikedepankan adalah pendidikan Agama, karena apa? coba kita lihat di masyarakat, kita dapati bahwa banyaknya pekerjaan masyarakat kita melanggar aturan agama dan sosial. Sebagai contoh adalah adanya di daerah atau tempat yang ramai maupun sepi banyak terjadi kasus pencurian, perampokan bahkan pembunuhan.

Pendidikan Agama yang benar akan mengantarkan manusia menjadi lebih baik sesuai dengan UU. Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan Indonesia adalah agar manusia Indonesia itu menjadi manusia yang cerdas (jasmani dan rohani), bertakwa dan kreatif. Tokoh-tokoh masyarakat juga sangat berperan penting dalam membina masyarakat di daerahnya dengan cara memberdayakan kaum muda menjadi kaum yang kreatif dan bersemangat dalam kebaikan.
Bahkan dalam Islam dinjurkan untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan agar di dunia ini penuh dengan kebaikan serta penuh barakah.

Memang ini adalah hal yang sulit, namun jika kita mau bekerja bersama saling membantu mengembangkan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih maju maka tidak ada yang mustahil. Kita dapat mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang telah lebih dahulu maju dalam segala aspek atau sendi kehidupan. Kita jangan pula berkecil hati, kita juga mempunyai orang-orang yang hebat yang telah menyumbangkan pikiran dan tindakannya untuk bangsa ini, sebagai contoh pergerakan tokoh-tokoh jaman dahulu seperti K.H. Hasyim Asy'ari, K.H. Ahmad Dahlan, Ki Hajar Dewantoro, Hamka dan lain sebagainya.

Tokoh-tokoh seperti itulah yang perlu kita "bacakan" kembali sejarahnya agar kita bisa mengikuti jejak langkah mereka. Yang pada akhirnya akan menjadikan kita bangga pada negara kita.

Minggu, 08 Maret 2009

Pencari Ilmu

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya dari judul yang sama.

Adapun etika pencari ilmu selanjutnya yaitu:
  • Rela, sabar dan menerima keterbatasan dalam masa-masa pencarian ilmu baik menyangkut makanan, pakaian dan lain sebagainya. Dengan menanamkan sikap semacam itu niscaya seorang pelajar akan sukses mengarungi luasnya samudera ilmu pengetahuan, juga mampu menata hati dan pikiran (mendapatkan ketenangan batin dan pikiran), serta memperoleh sumber-sumber hikmah.
  • Membagi dan memanfaatkan waktu serta tidak menyia-nyiakannya, karena setiap sisa waktu yang terbuang sia-sia) akan menjadi tidak bernilai lagi. Seorang pelajar juga hendaknya mengetahui waktu-waktu yang terbaik dalam melakukan berbagai aktivitas belajar. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa waktu terbaik untuk menghafal pelajaran adalah saat sahur (menjelang shubuh). Sedangkan waktu terbaik untuk membahas pelajaran adalah pagi hari.
    Adapun siang hari merupakan saat yang tepat untuk aktivitas menulis. Kemudian untuk kegiatan mengkaji pelajaran dan berdiskusi akan sangat efektif jika dilakukan pada malam hari.

Sumber : Idem